Halaman

07 Februari 2012

MISI HOLISTIK ALLAH BAGI DUNIA

Bagi orang kebanyakan mungkin berlaku pepatah ini :”Sekali melancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya.” Sekali seseorang bersikap tidak jujur dan merugikan orang lain, seumur hidupnya ia tidak akan dipercaya oleh orang yang telah ditipu. Bahkan ia mungkin dibenci seumur hidup oleh korbannya. Sikap manusia ini tidak didapati pada Allah. Hal ini nyata dalam peristiwa kejatuhan manusia dalam dosa. Apa yang terjadi pada Allah pada waktu manusia pertama Adam dan Hawa melanggar perintah-Nya di taman Eden? Apakah Allah tidak lagi mempercayai mereka sebagai wakil atau duta-Nya yang dapat dipercaya bagi seluruh ciptaan? Sekilas membaca hukuman yang Allah berikan kepada mereka, sepertinya Allah sudah tidak lagi mempercayai mereka sebagai wakilnya. Akan tetapi kalau kita mau merentangkan dan membuka pemahaman kita akan karya Allah dalam sejarah hidup manusia setelah jatuh dalam dosa, maka kita akan menemukan perlakuan Allah kepada manusia berdosa, berbeda dengan perlakuan manusia berdosa kepada sesamanya. Cara Allah dalam memperlakukan manusia yang telah jatuh dalam dosa, Allah bukan hanya berhenti pada tahap menghukum mereka, tetapi terus merencanakan pembebasan bagi manusia dari hukuman kekal. Rencana agung Allah untuk manusia berdosa diwujudkan dalam misi-Nya menjangkau ciptaan-Nya yang telah memberontak (berdosa), membebaskan dari belenggu kutukan dosa, dan mensejahterakan hidup mereka. Narasi-narasi dinamika pengalaman hidup banyak tokoh Alkitab dengan Allah jelas menggambarkan hal tersebut. Beberapa diantaranya terlihat dalam kisah leluhur bangsa Israel, Abraham dan Yakub. Allah bukan hanya beranugerah dan memanggil Abraham dari penyembah berhala menjadi nenek moyang umat percaya, akan tetapi Allah juga memberkati hidup dia dengan kekayaan dan kesejahteraan selama masa pengembaraannya menuju tanah perjanjian (Kej. 24:34). Yakub si penipu itu mendapat anugerah Allah, diganti nama Israel dan mengalami pemeliharaan Allah yang luar biasa. Hidupnya diberkati dengan anak-anak, para pembantu dan ternak yang begitu banyak sewaktu lepas dari tangan mertuanya Laban dan saat bertemu dengan saudaranya Esau (Kej. 32:28; 33:11). Allah bermisi dalam sejarah hidup manusia secara holistik. Ia menghendaki seluruh manusia diselamatkan dari penghukuman kekal dan juga hidup sejahtera selama di dunia. Hidup sejahtera tentu tidak harus begelimangan harta. Akan tetapi dapat tampak dari tercukupinya kebutuhan sandang, pangan dan papan. Hidup yang terhindar dari kelaparan karena kemiskinan, terhindar dari eksploitasi sesamanya karena kebodohan, terhindar dari kematian yang mengenaskan karena gizi dan kesehatan yang buruk, terhindar dari kekerasan dan ketakutan akibat tindakan kriminal sesamanya, sehingga manusia bisa beribadah dan menyembah Allah bebas dan damai. Misi Allah yang bersifat holistik harusnya menjadi orientasi kita. Manusia berdosa bukan hanya butuh keselamatan kekal di sorga nanti, tetapi juga memerlukan kehidupan yang lebih baik secara ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan hidup Karena itu, Gerakan misi orang percaya harusnya berjalan seimbang antara terlaksananya mandat agung dan mandat budaya. Misi pemberitaan injil harus diikuti misi untuk memperbaiki kualitas jasmaniah hidup manusia. Gambaran tentang Allah sebagai Gembala yang Baik dalam Alkitab sangat tepat untuk kita dalam melakukan misi holistik yang Allah kehendaki. Gembala yang baik bukan hanya bertanggung jawab agar nyawa ternaknya selamat dari pemangsa, tetapi juga harus memastikan bahwa piaraannya mendapat rumput hijau dan air yang segar sehingga dapat menghasilkan susu dan daging yang berkualitas. Maka itu berarti bahwa sebagai umat percaya acuan misi kita sejatinya melingkupi ranah pemberitaan injil dan perbaikan kualitas hidup sesama kita. Terjadinya transformasi berbagai aspek hidup manusia menjadi dambaan hidup kita. Alkitab berkata: Usahakanlah kesejahteraan kota dimana engkau tinggal agar kesejahteran kota itu juga menjadi kesejahteraanmu. Indonesia negeri tercinta kita ini membutuhkan misi umat percaya untuk meneranginya dengan terang sorgawi. Terang sogawi yang datangnya dari anak-anak Tuhan yang berperan di berbagai bidang/profesi guna mendatangkan kehidupan yang lebih baik. Berarti terang Injil harus bisa menerangi dunia pendidikan, ekonomi, hukum dan bisnis, IPTEK, pemerintahan dll. Kalau anak-anak Tuhan mendoakan dan mengusahakannya maka misi Allah yang holistik bagi dunia dapat dinikmati oleh kita semua. Mari kita bermisi sesuai dengan panggilan kita masing-masing. Apapun profesi atau bidang pekerjaan yang Tuhan anugerahkan kepada kita merupakan misi bagi kita agar dikerjakan demi kesejahteraan kota, negara dan bangsa kita. Sebagai pendeta, guru, perawat, pedagang, pengusaha, birokrat, ahli hukum, militer, pegawai nergeri, pekerja swasta, guru, petani, nelayan, seniman, artis, dan apapun yang bermanfaat bagi sesama semuanya, itu merupakan berkat Tuhan bagi kita, sekaligus misi yang Allah embankan kepada kita demi kebaikan dan kesejahteraan hidup semua ciptaan. diambil Senin, 28 Januari 2008 oleh Imanuel Meok, M.Div (*Penulis adalah Pimpinan Cabang BPC Perkantas NTT) Diposkan oleh Disciples Perkantas Jawa Timur dientri ulang oleh Bernadetta Robertha