Halaman

25 Maret 2012

Jangan Pernah Menyesal


Author : Benadetta Robertha

Date : 22 Maret 2012
12:12 am

 Ada sesuatu yang membuat manusia seringkali menyalahkan diri sendiri atas hal buruk yang terjadi di dalam hidupnya. termasuk ketika sedang mengalami kegagalan.  Sikap yang paling pasti muncul adalah  gerakan ‘mencaci diri’ yang kerap timbul jika mengalami suatu kegagalan. Bagi anda mungkin hal ini biasa namun tidak bagi orang- orang sukses yang ‘handal’. bagi mereka, kegagalan adalah kerikil kecil yang harus disingkirkan.
saya banyak melihat ketika seorang berhasil maka ia akan bahagia tetapi ketika gagal akan bersedih dan acap kali menyesal sejadi- jadinya. menyesal dan terus menyesal ...
Namun tahukah anda semua hal yang berkaitan dengan kata ‘sesal’ atau ‘menyesal’ adalah perkara yang sia- sia untuk dilakukan.
Lalu bagaimana mengatasinya agar tidak  lengket dengan kata menyesal?
Hal pertama yang terpenting adalah membuka cara berpikir saudara yang terbentuk dalam pola tradisional bahwa apapun yang anda telah lakukan secara langsung berkaitan dengan semua proses berpikir sebelumnya. Entah dalam keadaan  tertekan atau dalam keadaan sukacita, semua yang telah terjadi adalah hasil kerja dari pikiran yang pada akhirnya melahirkan suatu  tindakan.
Satu- satunya jalan untuk menghindari kata kerja ‘sesal’ adalah menjauhkan diri darinya. Kalau perlu larilah menjauh dan hilang dari hadapannya. Tinggalkan dia tanpa ampun seperti anda meninggalkan kotoran hewan yang baunya membuat anda pusing setengah mati. Dan ingat,  jangan pernah mencoba untuk menengok kearahnya. sangat berbahaya !
Mengapa saya menuliskan demikian? karena kata ‘sesal’ hanya akan membuat anda jatuh.
Sesal dapat anda gantikan dengan hal- hal yang lebih berguna dan membuat anda bangkit kembali. daripada menyesal dengan apa yang telah terjadi baiklah anda mengevaluasi faktor- faktoryang telah menyebabkan  kegagalan anda. Periksalah kembali apakah yang anda lakukan memang karena kesalahan atau ‘faktor luar’. Semua hal ini dengan mudah bisa anda lakukan.
Hal yang paling penting yang saya pelajari dari semua proses yang saya alami adalah belajar untuk tidak menggunakan perasaan yang terlalu dalam untuk menghadapi kegagalan (biasanya orang – orang disekitar sya menyebutnya dengan kata melow ). Ini jauh membuat saya lebih kuat dari sebelumnya.
Dengan perasaan yang terlalu melow (berlebihan) anda akan lebih cenderung berdiam diri dan menunda setiap tindakan ‘pengobatan’ kegagalan. Lebih memilih menikmati setiap titik penyesalan dengan air mata yang sesungguhnya sayang untuk dibuang percuma. Menangisi dan terus memperkatakan ‘kenapa bisa begini? bodohkah aku?.
Dan melewatkan kemungkinan tindakan antisipasi kegagalan berikutnya dari hasil kegagalan pertama. Kedepankan apa yang menjadi penalaran dalam mereview kegagalan. Dengan kata lain,  Berusahalah untuk lebih mengedepankan logika berpikir untuk lari dari penyesalan dan bangkit untuk keberhasilan yang tertunda.
Seperti banyak slogan iklan dengan kalimat ‘cobalah dan rasakan nikmatnya’ itulah bagaimana anda harus mempraktekannya dalam hidup anda!
berjuanglah mewujudkan mimpi anda yang tertunda...! bernadetta robertha


Mampu menerima hasil perjuangan apa adanyaadalah bijaksana, tetapi mau tetap bangkit dengan apa adanya kita hari ini adalah luar biasa!!!  (Peter Wongso)

Martir Allah


Author: Bernadetta Robertha
Selasa, 20 Maret 2012
08:05 wib
Martir
seringkali menjadi suatu penggambaran yang melulu dikaitkan dengan penderitaan demi tidak menyangkal Yesus. namun tahukah anda bahwa martir pada awal kisahnya adalah suatu definisi bagi para pengikut Kristus yang mau bersaksi tentang Yesus dan ajaranNya.
setelah banyak pernyataan dari orang sekitar yang seiman maupun tidak seiman tentang martir, dalam tulisan ini saya mencoba untuk menelaah perkembangan paradigma martir pada masa Yesus sampai masa modern ini.
Menurut definisi saat ini, seorang martir adalah seseorang yang meninggal karena imannya. sayangnya, karena definisi ini kita kehilangan arti sesungguhnya mengenai dunia martir.
Santo Agustinus dalam sejarah Khatolik Roma pernah berkata, “penyebabnyalah, bukan penderitaan, yang menjadikan seorang menjadi martir sejati.”Martir dalam bahasa Yunani berarti “seseorang yang mengingat, dan yang memiliki pengetahuan tentang kebenaran dengan merenugkannya, serta yang dapat membagikan kesaksian tentang kebenaran tersebut.” secara literal berarti seorang “saksi”.
Pada perkembangannya di era Perjanjian Baru konsep martir dikenal sebagai seseorang yang dapat memberikan kesaksian mengenai kehidupan dan kuasa Yesus Kristus. “(Yohanes) datang sebagai saksi (marturia) untuk memberikan kesaksian tentang Terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi  percaya”- Yohanes 1:7; dan, “... tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksi (martus)- Ku di Yerusalem dan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”- Kisah Para Rasul 1:8.
Dalam kisah Para Rasul  pasal selanjutnya, kita dapat membaca tentang Stefanus yang dilempari batu. peristiwa ini menjadikannya sebagai yang pertama yang membayar harga tertinggi karena memberi kesaksian. Mulai saat inilah kata martir memiliki arti yang lebih kuat karena  seseorang tidak hanya menjadi saksi tetapi karena seseorang yang juga berkemauan memberikan hidupnya atau menjadi martir karena alasan memberikan kesaksian.
Sepanjang perkembanngan jemaat mula- mula, konsep martir terus berkembang menjadi  “seorang yang memberikan kesaksian dibawah ancaman,” dan “ seseorang yang meneladani Kristus.” saat Polycarp dibunuh oleh penguasa Roma pada abad ke- 2 (dijatuhi hukumman dibakar hidup- hidup), ia diakui sebagai seorang yang hidupya telah menjadi teladan iman dalam Yesus Kristus. dalam sebuah surat yang ditujukan epada jemaat di Smirna, Polycarp diberi gelar sebagai Martir sebab meninggal oleh karena imannya pada Kristus. Maka ‘Martir’ adalah seorang yang memilih untuk menderita sampai mati  daripada menyangkal Kristus atau karya-Nya; yang mengorbankan sesuatu yang sangat penting untuk melebarkan Kerajaan Allah; dan yang bertahan dalam penderitaan yang hebat karena menjadi saksi Kristus.
Saat anda dan saya membaca, mendengar atau bahkan melihat  kisah para martir yang masih hidup sampai hari ini, mari berdoalah bagi mereka. berdoalah bagi kondisi rohani  dan jasmani mereka supaya mereka dapat menjadi seorang ‘saksi’ sampai akhir zaman. Amien!

Salam Damai Sejahtera bagi kita semua yang mengasihi Yesus, Berjuanglah demi imanmu pada Kristus...!Bernadetta.R

19 Maret 2012

Pemimpi Besar


Author : Bernadetta Robertha
Senin, 19 Maret 2012/ 17:45 wib
(Hidup yang menginspirasi)

Banyak jalan menuju Roma. istilah yang kerap muncul di pikiran ketika jatuh untuk kesekian kalinya dalam pencapaian hidup. istilah ini juga yang kemudian melegitimasi pikiran seseorang untuk menempuh tujuan hidup dengan berbagai cara. Entah cara baik ataupun cara yang tidak baik.
hal penting yang terlewatkan ketika seseorang berbicara lantang mengenai tujuan hidup adalah seringkali mengesampingkan rincian jalan yang harus dilewati. Terlalu mengebu- gebu sampai lupa dengan hal yang terpenting dalam pencapaian.
Perencanaan, itulah pusat kekuatan yang harus dimiliki semua pemimpi besar di dunia. Tanpa perencanaan, mimpi yang kecil sekalipun tak akan dapat dicapai. layaknya seperti memotong daging tanpa mata pisau.
Perencanaan adalah pusat dari sebuah pencapaian klimaks. Untuk klimaks yang tak terlupakan, semua perencana handal membutuhkan perencanaan yang matang.
Hal pertama perencanaan adalah mengukur resiko yang dapat membebani pencapaian. resiko yang mungkin dapat menjauhkan atau mendekatkan pada keberhasilan.
Kedua, kejelian membaca setiap kesempatan yang terbuka. Dua unsur tersebut  adalah hal mutlak yang harus dimilki dalam pencapaian klimaks seorang Pemimpi besar.

Pemimpi besar adalah mereka yang mau berjuang mewujudkan mimpi yang dimilikinya”

Mengatakan ‘TIDAK’



Author: Bernadetta Robertha
19 Maret 2012, 18:42 wib
seri : Motivasi

Dunia telah menemukan kata yang berharga yaitu tidak. media sekular telah menjadikan ‘tidak’ sebagai kata terkenal dengan mempopulerkan ungkapan ‘katakanlah saja tidak’ untuk kampanye anti Narkotika. slogan itu diiklankan di televisi , radio, dan papan reklame, juga di majalah atau koran. akirnya dunia telah menyadari arti penting dari kata tidak.
sesunguhnya para pendeta bahkan para orang awam sekalipun atau bahkan pejabat tinggi negara perlu belajar menggunakan kata tidak. malah sebenarnya, setiap manusia (siapapun) harus belajar mengatakan tidak.
pengalaman menarik ketika saya memutuskan kata tidak pada seseorang. terasa berat namun itu yang ingin saya lakukan. dan bagaimanapun resikonya kedepan, berusaha mengatakan kata ‘tidak’ adalah saat terbaik dalam hidup daripada menyenangkan hati orang lain dengan menyatakan ya.
namun kata tidak harus tetap dilakukan pada waktu dan sasaran yang tepat.  mengatakan tidak pada hal- hal yang negatif, mengatakan tidak pada pasangan yang mengarahkan pada hal- hal negatif. mengatakan tidak pada persoalan yang melanggar batas prinsip komitmen hidup bahkan pada dosa pada Allah.  banyak orang agaknya takut mengatakan tidak. tampaknya mereka menyamakan kata tidak dengan hal- hal negatif dan hilangnya kesenangan atau kegembiraan dalam kehidupan yang  sebenarnya sangat jauh dari kebenaran.
“jangan pernah takut  untuk mengatakan tidak !”


BR