Halaman

01 Juni 2012


Author    : Bernadetta Robertha

Date            : 20 Mei 2012/ 03:41 am

Masih Tanggung Jawab Anda !
Istilah kekeringan rohani kerap muncul ketika orang percaya merasa apa yang dibutuhkannya dalam lingkup rohani kurang tercukupi. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Pendeta yang kurang memberikan firman yang tepat (tidak peka pada kebutuhan rohani jemaat), komunitas yang jauh dari Tuhan atau alasan lainnya yang masuk akal.
Merasa terpenjara dengan pemikiran sendiri, melamunkan hal- hal yang tak penting untuk ikut disalahkan.
Mencoba mengambil fakta yang terjadi dalam diri saya secara pribadi ketika saya merasakan apa yang terjadi dalam diri saya adalah seutuhnya adalah kesalahan dari komunitas. Komunitas yang pemimpin kurang  mengayomi, orang- orang yang terlibat di dalamnya kurang memberikan respon yang baik. Saat lemah memang semuanya menjadi mungkin untuk disalahkan. termasuk kesalahan yang ditujukan kepada diri sendiri.
Namun apa yang saya alami mungkin bagi anda tak sebanding dengan kekeringan rohani yang anda rasakan. Percayalah semua manusia dipercayakan Allah dengan porsi yang cukup bagi masing- masing pribadi. Dia tak pernah memberikan porsi yang berlebihan. Dia benar- benar mengetahui batasan diri saya dan saudara.
Ambilah waktu beberapa menit bagi diri anda untuk sekedar mereview apa yang terjadi, jika anda orang yang sistematis, mulailah dengan mencatat semua yang anda rasa patut untuk disalahkan. Tetapi jangan lupa cantumkan pula apakah  diri anda yang secara langsung atau tidak langsung  memberikan kontribusi pada kekeringan rohani diri anda.
sudah ketemu? apakah anda menemukan akar permasalahannya. Siapa yang paling bertanggung jawab atas kekeringan rohani anda? atau siapakah yang paling bertanggung jawab atasnya?
semua jawaban orang didunia ini adalah sama. semua jawaban yang hampir paling pasti adalah diri anda sendiri.  bukan guyonan belaka jika saya menuliskan bahwa anda adalah orang yang terlalu munafik. munafik untuk mengakui kalau semua pangkal permasalahan adalah karena diri anda sendiri.
bukan satu atau dua kali saja anda pernah membuat kesalahan dan menghasilkan sesuatu yang buruk. itu manusiawi. dan sangat lumrah jika semua perasaan buruk ada pada anda.
satu kalimat yang sangat memberkati saya dan menginspirasi saya untuk menuliskan beberapa paragraf mengenai betapa dasyatnya kalimat ini mempengaruhi hidup saya.
“Dengan menggunakan respon yang tepat semua masalah dapat dilihat dari sudut pandang yang benar”
ya... eksrak dari kalimat diatas adalah respon. Apapun permasalahan yang anda alami saat ini, terlepas dari besar atau kecilnya permasalahannya, yang terpenting untuk menyelesaikan dengan baik dan benar adalah respon yang tepat.
Jika anda salah satu langkah saja memberikan respon, masalah sepele saja bisa berubah menjadi bom atom yang menghancurkan. Jika anda telah mulai merasakan adanya rasa haus namun tak terpuaskan. atasilah dengan tetap memberikan respon yang baik. Yaitu dengan tetap mengusahakan diri anda tetap pada jalur Allah. Hitunglah berapa banyak hal ajaib yang telah Allah nyatakan. Biasakanlah mengucapkan syukur atas setiap berkatNya. Dan jangan pernah andalkan orang lain untuk memuaskan dahaga hati anda. Mungkin banyak hamba Tuhan yang luar biasa. Namun ingatlah bahwa mereka  juga manusia yang dipakai Allah untuk menjadi alatnya. Masih saja terkadang tidak dapat sempurna seperti yang anda kehendaki. Mereka boleh menabur namun yang memutuskan untuk bertumbuh adalah diri anda sendiri.
Maka mulailah langkah kecil anda dengan memberikan respon yang benar. Tuhan memberikan anda hati untuk merasakan dan otak untuk berpikir. Gunakanlah semua yang telah diberikan secara maksimal. Jika semua hal indah diberikan Allah secara cuma- cuma, maka anda wajib memaksimalkannya sebagai bentuk penghargaan. Ingatlah bahwa Allah tak menuntut penghargaan akan diriNya. Dia hanya menginginkanmu untuk menghargai diri anda sendiri.  
Anda dan saya adalah ciptaanNya yang sangat berharga. Meresponi dengan baik dan menggunakan cara Allah  adalah trek terbaik untuk penempatan hidup yang bahagia. Dunia dan akhirat.
Tetaplah Bertumbuh ! 
Bernadetta Robertha/www.tfole.blogspot.com