Halaman

25 Maret 2012

Martir Allah


Author: Bernadetta Robertha
Selasa, 20 Maret 2012
08:05 wib
Martir
seringkali menjadi suatu penggambaran yang melulu dikaitkan dengan penderitaan demi tidak menyangkal Yesus. namun tahukah anda bahwa martir pada awal kisahnya adalah suatu definisi bagi para pengikut Kristus yang mau bersaksi tentang Yesus dan ajaranNya.
setelah banyak pernyataan dari orang sekitar yang seiman maupun tidak seiman tentang martir, dalam tulisan ini saya mencoba untuk menelaah perkembangan paradigma martir pada masa Yesus sampai masa modern ini.
Menurut definisi saat ini, seorang martir adalah seseorang yang meninggal karena imannya. sayangnya, karena definisi ini kita kehilangan arti sesungguhnya mengenai dunia martir.
Santo Agustinus dalam sejarah Khatolik Roma pernah berkata, “penyebabnyalah, bukan penderitaan, yang menjadikan seorang menjadi martir sejati.”Martir dalam bahasa Yunani berarti “seseorang yang mengingat, dan yang memiliki pengetahuan tentang kebenaran dengan merenugkannya, serta yang dapat membagikan kesaksian tentang kebenaran tersebut.” secara literal berarti seorang “saksi”.
Pada perkembangannya di era Perjanjian Baru konsep martir dikenal sebagai seseorang yang dapat memberikan kesaksian mengenai kehidupan dan kuasa Yesus Kristus. “(Yohanes) datang sebagai saksi (marturia) untuk memberikan kesaksian tentang Terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi  percaya”- Yohanes 1:7; dan, “... tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksi (martus)- Ku di Yerusalem dan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”- Kisah Para Rasul 1:8.
Dalam kisah Para Rasul  pasal selanjutnya, kita dapat membaca tentang Stefanus yang dilempari batu. peristiwa ini menjadikannya sebagai yang pertama yang membayar harga tertinggi karena memberi kesaksian. Mulai saat inilah kata martir memiliki arti yang lebih kuat karena  seseorang tidak hanya menjadi saksi tetapi karena seseorang yang juga berkemauan memberikan hidupnya atau menjadi martir karena alasan memberikan kesaksian.
Sepanjang perkembanngan jemaat mula- mula, konsep martir terus berkembang menjadi  “seorang yang memberikan kesaksian dibawah ancaman,” dan “ seseorang yang meneladani Kristus.” saat Polycarp dibunuh oleh penguasa Roma pada abad ke- 2 (dijatuhi hukumman dibakar hidup- hidup), ia diakui sebagai seorang yang hidupya telah menjadi teladan iman dalam Yesus Kristus. dalam sebuah surat yang ditujukan epada jemaat di Smirna, Polycarp diberi gelar sebagai Martir sebab meninggal oleh karena imannya pada Kristus. Maka ‘Martir’ adalah seorang yang memilih untuk menderita sampai mati  daripada menyangkal Kristus atau karya-Nya; yang mengorbankan sesuatu yang sangat penting untuk melebarkan Kerajaan Allah; dan yang bertahan dalam penderitaan yang hebat karena menjadi saksi Kristus.
Saat anda dan saya membaca, mendengar atau bahkan melihat  kisah para martir yang masih hidup sampai hari ini, mari berdoalah bagi mereka. berdoalah bagi kondisi rohani  dan jasmani mereka supaya mereka dapat menjadi seorang ‘saksi’ sampai akhir zaman. Amien!

Salam Damai Sejahtera bagi kita semua yang mengasihi Yesus, Berjuanglah demi imanmu pada Kristus...!Bernadetta.R